-->
Iklan

Kamis, 26 Maret 2015

Biaya Hidupnya Termahal di Dunia, Warga Singapura 'Deg-degan'

Singapura diberi gelar sebagai kota dan negara dengan biaya hidup termahal di dunia dalam 2 tahun berturut-turut. Namun, banyak pekerja di Singapura yang belum aman secara keuangan, dan menghadapi tagihan hidup besar.

Hanya 38% orang Singapura yang puas dengan kondisi keuangan mereka. Ini menurut studi Manulife, yang mewawancara 500 orang dengan umur 25 tahun ke atas di Singapura.

Jumlah yang sama juga mengatakan, generasi ke depan akan menghadapi situasi keuangan yang lebih sulit.

"Orang Singapura sangat khawatir. Biaya makan dan rumah naik tinggi. Selain cicilan rumah, saya juga harus menjaga orang tua, lalu menyiapkan biaya untuk anak, dan uang pensiun," kata seorang manajer berusia 33 tahun bernama Kelvin Wong, seperti dilansir CNBC, Rabu (11/3/2015).

Di Singapura, ongkos transportasi 3 kali lebih mahal dari New York. Ini karena adanya lisensi yang harus dibeli seseorang yang ingin menggunakan kendaraan pribadi.

Harga properti di negara ini juga jadi salah satu yang termahal di dunia. Sejak 2009, harga properti meningkat tajam sampai 60% menurut PricewaterhouseCoopers.

Dari 2004-2014, gaji orang Singapura secara kumulatif naik 29,2%. Lebih tinggi dari angka inflasi 28,5% pada periode yang sama,Namun, orang Singapura tetap khawatir soal biaya hidup yang makin mahal. Pekerja lokal berumur 20-35 tahun di Singapura menghadapi tekanan keuangan yang paling besar saat mereka memasuki usia menikah.

Seseorang di umur tersebut membutuhkan gaji tinggi untuk membangun keluarga, dan membeli tempat tinggal pertamanya. Mereka juga butuh pekerjaan dengan gaji tinggi untuk mendukung gaya hidup.

Kondisi tingginya biaya hidup membuat orang Singapura yang berumur di bawah 35 tahun berganti pekerjaan tiap 3-4 tahun. Harapannya, gaji mereka bisa naik 10-20%.

"Di Singapura, pekerja usia muda bertekad untuk mendapatkan karir hebat. Namun pekerja yang sering berganti-ganti pekerjaan tidak akan mendapatkan tingkat keamanan finansial yang sama dengan mereka yang karirnya stabil," ujar President dan CEO Manulife Singapura, Naveed Irshad.

Previous
Next Post »