Sudah berjalan 5 tahun hubungan ini berlangsung, kita selalu saja putus, nyambung, dan putus lagi. sudah kenyang rasanya hati ini jika harus disuguhkan dengan rasa sakit yang kau berikan. aku tau, hubungan jarak jauh ini akan sangat menyiksaku, namun aku tak pernah bisa untuk melupakan dirimu. berulang kali kau disana berganti pasangan,
Tidakkah kau mengerti perasaanku disini? aku juga merasakan sakit meski tak melihat langsung hubunganmu dengan para wanita itu.
namun lagi-lagi aku tak bisa berbuat apa-apa, mungkin disana kau butuh seseorang yang slalu ada disisimu. akan tetapi, semakin lama hiubungan ini berlangsung, setiap kesalahan-kesalahan kecil yang kulakukan selalu saja besar di matamu. tidak tahukah kamu, jika semua itu kulakukan hanya agar mendapat sedikit perhatian darimu?
Aku menutup hati ini kepada semua lelaki yang membuka hatinya padaku, karena di hatiku masih saja tertulis namamu. Terkadang aku merasa bodoh dan berpikir bahwa aku hanyalah mainan bagimu, kau sedikitpun tak meluangkan sedikit waktumu untukku. meski hanya sekedar memberi kabar padaku tak pernah kau lakukan,
kenapa harus selalu aku yang terlebih dahulu memulai percakapan dan mengirim pesan? bahkan terkadang pesan yang ku kirimkan kepadamu tak kau gubris, seolah-olah aku hanyalah angin lalu yang melintas dihadapanmu.
JIka memang perasaanmu padaku sudah memudar, katakanlah sejujurnya padaku, tak perlu takut kau akan membuatku hancur.
Berkali-kali aku merasa lelah dengan perasaan ini, berulang kali aku berusaha membuang semua perasaaan ini, namun tetap saja aku tak pernah bisa melupakanmu. entah apa yang telah menggerogoti hati dan pikiranku, hingga aku tak pernah bisa menghapusmu dari hatiku. Mungkin aku sama sekali tak berarti bagimu, Meski terkadang kau berkata bahwa hanya akulah yang slalu ada di hatimu.
Tidakkkah kau tau bahwa aku tidak begitu yakin dengan perkataanmu itu? Bukan karena aku tidak mempercayaimu, tapi karena setiap tindakan dan sikap yang kau lakukan terhadapku tak mencerminkan rasa cintamu padaku.
Aku merasa bahwa kau hanya kasihan terhadapku yang masih menyayangimu hingga detik ini.
Kasih, kau tau, darimu aku belajar banyak hal, belajar bagaimana sebuah penantian dan arti dari kata "menunggu". Semua teman yang ku kenal selama ini ada yang mendukungku, dan ada pula yang memarahiku habis-habisan karena masih saja mencintaimu, dan menunggu kehadiranmu. selama ini kuhabiskan waktuku bersama buku, alam, dan teman-teman yang selalu menghiburku dalam perjalanan cinta ini. Setelah semua ini berlalu, aku sadar, memang tak seharusnya aku terus menantimu, bisa saja kau disana telah benar-benar melupakanku dan mendapatkan gadis terbaik yang kau impikan.
Akupun memutuskan untuk menghilang darimu, namun takdir berkata lain, disaat diriku hancur dan berantakan akibat semua masalah pribadi yang menimpaku, takdir membawaku ke pulau dimana kau berpijak. tak sedikitpun terbesit di pikiranku untuk mencarimu. namun, semakin lama aku tidak bisa menahan perasaaan ini, rasa rinduku padamu kembali muncul.
akupun memberitahumu bahwa kini aku berada satu kota denganmu. Betapa bahagianya aku ketika bisa berjumpa lagi denganmu setelah sekian lama tak bertemu. namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama. meski kita sekarang sangat dekat, kau malah datang dan pergi sesuka hatimu, aku merasa bahwa aku memanglah tak pernah berarti bagimu. Aku cukup sadar diri bahwa kini aku bukanlah siapa-siapamu lagi. kini kita memang tak memiliki hubungan lagi. kita sekarang sudah berstatus mantan, dan aku tak berhak untuk menghakimimu jika tak memberi kabar padaku. namun satu hal yang paling menyayat hatiku setelah kesekian kalinya kita bertemu di kota ini,
kau berkata hal-hal kasar yang tak pernah aku bayangkan akan terucap dari bibirmu,. Jika tidak secara langsung aku mendengarnya dari kedua telingaku, mungkin aku takkan pernah mempercayai perkataan itu keluar dari bibirmu. Selama ini tak pernah ada satu lelakipun yang mengucapkan perkataan-perkataan seperti itu terhadapku. Aku tau kau sedang marah padaku, aku tau kau tidak bisa sepenuhnya mengontrol amarahmu,
Namun tidakkah kau juga berpikir tentang perasaan sakit yang kurasakan? Namun tetap saja aku tidak bisa membencimu.
Waktu terus berlalu, kaupun tetap saja begitu, datang dan pergi sesuka hatimu, seperti diri ini sebuah pelarian dikala kau bosan. namun tiba-tiba, kau mulai melarangku hal-hal seperti ini dan seperti itu, dan ketika kau mengetahui aku melanggar laranganmu, kau mulai marah dan menghilang. Tidakkah kau berpikir ketika kau melarangku terhadap sesuatu, adakah kau ada disisiku? ketika aku butuh sandaranmu, ketika aku butuh perhatianmu, ketika aku butuh dirimu untuk sekedar mendengarkan keluh kesahku serta masalah yang menimpaku. Kau masih saja keras kepala dan egois, seharusnya jika kau benar-benar ingin melarangku terhadap sesuatu, kau mempunyai solusi dari laranganmu itu.
Sekarang, aku tahu kamu masih marah terhadapku, aku mengakui bahwa aku memang salah. Aku memang bukan wanita sempurna dan tak bisa menjadi wanita yang kau impikan. Tapi maaf, aku bukanlah wanita murahan yang suka mengobral cinta sana sini, aku bukanlah wanita yang suka mempermainkan perasaan lelaki, aku masih punya harga diri dan masih menjaga kehormatanku sendiri.
Sekarang semua keputusan ada ditanganmu. Maaf atas semua kesalahanku yang melukaimu selama ini.
(hipwee) | Wisma Temputu