-->
Iklan

Minggu, 03 Juli 2016

Aku Salah, Ternyata Hubungan Kita Tak Istimewa Bagimu

Setelah merasakan begitu banyak perih yang membekas menjadi luka, aku memilih untuk sendiri. Tak ada keinginan untuk bersama pria mana pun. Tapi tiba-tiba kamu hadir dalam hidupku yang telah hancur dan carut-marut. Senyummu yang hangat mencairkan kebekuan hatiku. Perlahan-lahan, kamu mendekat dan tak ada alasan bagiku untuk memalingkan wajah.

Kita lantas menghabiskan waktu bersama dan berbicara setiap hari. Tentang bau tanah yang basah terguyur hujan. Tentang pelangi yang menjadikan langit muram sebagai kanvas. Tentang betapa manisnya lelehan es krim yang jatuh tepat di punggung tanganku.


Tapi lambat laut, derai tawamu yang setiap hari kudengar menghilang secara perlahan-lahan. Kamu berubah menjadi sosok asing yang tak lagi mengenalku dengan baik. Bayangmu bahkan tak lagi menempel pada banyangku. Aku pikir kita memiliki sebuah hubungan yang berbeda. Aku pikir kebersamaan kita berarti istimewa. Ternyata aku salah. Hubungan yang selama ini kupuja tak berarti apa-apa bagimu. Sulit memang rasanya menerima hal ini. Tapi ada dua hal yang aku pelajari.
1. Meskipun kamu datang dan pergi begitu saja, aku tak pernah menorehkan sedikit kebencian pada dirimu. Kamu adalah malaikat yang dikirim Tuhan untuk menarikku kembali ke dunia penuh warna. Karena kamu, semangatku kembali. Paling tidak, aku bisa melupakan lukaku untuk sejenak. Dan mengobatinya perlahan-lahan.

2. Aku mungkin yang salah. Terlalu cepat menganggap kebaikan sebagai suatu hubungan yang istimewa. Ingin rasanya aku menanyakan, "siapa aku bagimu?" Tapi rasanya aku tak punya hak untuk itu. Setiap orang memang diharuskan untuk menolong satu sama lain. Apa yang kamu berikan padaku selama ini mungkin hanya kebaikan bagimu. Tapi aku harus mengatakan sesuatu padamu. Terima kasih telah mengajarkanku indahnya kehidupan. 
Bintang.com

Previous
Next Post »