Kapan Menikah? Itulah pertanyaan yang sukses membuat jomblowan dan jomblowati bisa kehilangan mood seharian. Apalagi di usia yang dianggap ‘rawan’ yang biasanya diumur segitu sudah banyak yang menikah. Sebal dan kesal pasti dirasakan oleh mereka jika diberi pertanyaan horor tersebut.
Tak jarang, pertanyaan tersebut bisa memojokkanmu. Alhasil, kamu memilih untuk ‘krik-krik garuk garuk tanah di pojokan’ jika ada acara di keluarga besar. Pasalnya kamu yakin bahwa pertanyaan itu semakin gencar bermunculan memojokkanmu.
Bisa dibilang, menginjak usia 28 tahun ke atas merupakan masa rawan bagi para lajang, laki-laki atau perempuan. Biasanya, pada usia itu para single diburu untuk melepas lajang dengan kata lain menikah. Ini terutama dialami oleh para perempuan.
Pertanyaan kapan menikah ini hendaknya dihindari, untuk kenyamanan bersama. Mengapa pertanyaan ini seperti hal yang menyeramkan?
1. Tak usah bertanya kapan menikah saat bertemu, cukup selipkan doa dalam setiap solatmuSiapa sih yang tidak ingin memiliki pasangan, menikah dan mempunyai anak. Kami kaum jomblo pun mendambakannya. Tapi please, jangan selalu tanyakan kapan menikah hanya untuk berbasa-basi, karena itu membuat kami risih. Cukup selipkan doa-doa terbaikmu untuk kami agar mendapat jodoh terbaik, entah kapan, dimana dan dengan siapa. Karena doa yang sembunyi-sembunyi, kerap dikabulkan Tuhan.
2. Bukannya kami tak berusaha mencari jodoh, tapi kami terlalu senang untuk berkarya terlebih dahuluMenikah adalah impiah terindah. Namun, bukan karena kami ini merana, kami justru menghabiskan waktu untuk berkarya. Karena, tidak ada waktu bagi kami untuk mencari atau sekadar menghabiskan waktu bersama lawan jenis yang spesial. Sibuk berkutat dengan pekerjaan menjadi alasan kami yang masih melajang.
3. Jangan mengganggap kami menutup diri, karena kami berpikiran terbuka urusan jodohKami tidak akan pernah menutup diri. Tak tahukah, kami selalu berpikir positif dan mempunyai kepercayaan diri dalam urusan pertemanan. Intinya, kami tak pernah berhenti berusaha dan berdoa untuk mendapatkan pasangan sejiwa.
4. Karena hidup adalah pilihan dan menjadi jomblo hanya masalah waktuHidup adalah pilihan dan setiap orang mempunyai hak untuk memilih dan berani menanggung konsekuensi yang akan muncul. Lajang atau menikah juga menjadi pilihan hidup bagi setiap orang karena hal ini terkait dengan prioritas kami dalam hidup.
5. Lebih senang menyusun daftar mimpi ketika lajangSebagai jomblo, kami lebih senang menyusun daftar tahunan untuk mewujudkan mimpi-mimpi terlebih dahulu sehingga mengetahui kapan saatnya mulai memikirkan jenjang pernikahan.
6. Apa kamu benar-benar peduli? Tapi sebenarnya ingin mengejek? atau hanya basa basi?Orang-orang yang selalu menodongkan pertanyaan kapan nikah itu tidak mengetahui kondisi psikologis dan prioritas seseorang dalam hidup. Memang ada yang benar-benar peduli dengan keadaan sebenarnya, namun seringkali ditemui dengan nada mengejek. Kalau ada yang seperti itu, kami jawab sekenanya atau cukup dijawab dengan senyum.
Menyadari bahwa setiap orang berhak untuk menentukan prioritas dalam hidup. Tak ada salahnya apabila seorang wanita ingin fokus dengan pekerjaannya demi membangun masa depan yang lebih baik. Terlebih urusan menikah memang tak bisa dipaksakan.
Kami selalu berpikiran positif bahwa jodoh memang belum dipertemukan oleh Sang Pencipta. Selain itu, setiap orang memang berhak untuk memilih dan menentukan prioritasnya dalam hidup. Bismillah saja, nanti kita juga pasti akan ketemu dengan jodoh lalu menikah, kok. Jadi jangan tanyakan kapan menikah pada kami. [LP]
--gelombang,org--