Aku tidak tau kau bersama siapa sekarang, sedang apa dan bagaimana. Apakah kau di sana sedang sibuk dengan tugas, apa sedang merasa malas, merasa jenuh dan terketan oleh kehidupan yang kadang tidak menyenangkan. Apakah kau sama sepertiku, sedang berusaha mencari dan kadang menuliskan sebuah kalimat penawar rindu yang akan kau simpan dan nanti akan kau tunjukan sebagai hadiah pernikahan.
Aku tidak tau kau ada di belahan bumi mana, yang aku tau kau adalah jodohku. Aku tidak tau kau sekarang kau bersama siapa, yang aku tau suatu hari nanti kita akan bersama. Aku tidak tau kemana akan melangkah untuk menemukanmu. Karena yang aku tau takdirku berada di sampingmu.
Maaf kadang aku memaksa Tuhan, agar kita secepatnya dipertemuakn. Bukan karena aku tak yakin kita akan dipertemukan, tapi kau pun tau rindu seorang perempuan sulit untuk tertahan. Meyakinkan hati kalau kau tidak akan pernah pergi selepas pertemuan yang kita nanti.
Kau yang katanya jodohku, teruslah mencari dan mencari tiada henti. Sampai malaikat malu dan menunjukan jalan kemana kaki ini melangkah pergi. Bertemu, walau kadang awalnya kita malu-malu sampai ada hati yang merasa kosong jika tak bertemu.
Bertemu karena saling merindukan, bersama karena memang sudah ditakdirkan. Walau kadang lama dalam penatian, tapi aku harap namamu tidak akan pernah tergantikan. Tergantian oleh senyuman yang bukan kamu sebagai pemiliknya, tapi inikah yang dinamakan jalan percintaan.
Jalan cinta yang kita sudah tau akan menuju kemana, jalan yang kadang penuh dengan kerikil dan kelokan, jalan yang akan semakin menguatkan apa yang kita tanam dari awal. Tapi jika tidak ada dirimu, bagaimana aku bisa memulai langkah, siapa tangan yang akan aku genggam ketika takut, bahu yang akan aku gunakan untuk bersandar. Maka cepatlah datang, aku masih disini menatimu membawa segenggam rindu.