Menjadi suami adalah pekerjaan yang gampang-gampang susah, apalagi kalo status sudah naik menjadi ayah.
Berikut ini adalah hal-hal berdasarkan survey orang-orang terdekat yg secara subyektif perlu dipahami dan kalo perlu sebagian atau seluruhnya dipraktekkan dalam rangka mencapai makrifat suami kekinian :
1. Dulu hanya menyediakan bahu dan dada yg bidang untuk sandaran kaum hawa. Sekarang harus ditambah dengan tulang punggung yg kuat untuk tunggangan kaum bocah. Apalagi kalo 2 bocah cowo.
2. Dibutuhkan skill komunikasi verbal yg mumpuni berupa seribu satu macam pertanyaan serta nyanyi-nyanyian gak jelas untuk mencegah anak gak tertidur di atas motor
3. Say goodbye untuk film-film keren dari ganool, mediafire, dan sebangsanya. Seorang ayah harus siap foldernya dijajah video donlotan youtube seputar huruf hijaiyah, Upin Ipin atau Dodo dan Syamil, Boboiboy, Pada Zaman Dahulu, dan Adit, Sopo & Jarwo
4. Hampir pasti gak ada nobar moto GP bersama istri di rumah. Walaupun istri pegang Valentino Rossi dan suami pegang Marc Marquez, pemenangnya tetap Upin-ipin kalo anak pegang remot
5. Punya teknik retorika dan berkelit yg jitu untuk tamu-tamu tak diundang seperti tagihan tivi kabel, iuran, sumbangan, dan sales
6. Punya stok jawaban yg menyenangkan untuk istri atas pertanyaan seputar rasa masakan hingga ke berat badan, meskipun itu under pressure.
7. Punya keahlian origami dalam melipat kecil uang kertas untuk kemudian diselipkan di antara celah kartu-kartu dalam dompet. Ini adalah semacam dana cadangan yg lepas dari pengawasan istri sebagai otoritas jasa keuangan.
8. Harus paham jenis sayur, jenis ikan, dan perbedaan antara jahe, kunyit, dan lengkuas, untuk meminimalisir omelan gara-gara salah beli pesanan.
9. Harus ngerti yg mana warna benhur, tosca, dan burgundy. Ini dibutuhkan kalo istri adalah aktivis online shop
10. Ada skill-skill teknis yg gak pernah diajarkan oleh siapapun, semisal bagaimana meminimalisir air yg tumpah saat menuang galon, bagaimana memasukkan motor ke dalam rumah dengan injakan kaki boncengan gak nyangkut di kusen pintu, bagaimana dengan cepat membuka kaleng mentega atau sarden, bagaimana dengan cepat mencari ujung selotip yg melingkar pada tutup toples kue lebaran, atau bagaimana mengepaskan stok beras hingga tiba saat kembali gajian.
11. Kembali menekuni pelajaran sekolah dasar, update ilmu pengetahuan umum, serta hafalan ayat dan surah-surah pendek. Ini sangat dibutuhkan jika gak mau dipermalukan anak.
12. Dibutuhkan kesabaran level expert pada tiga waktu kebersamaan bareng istri, yaitu ketika menungguinya shopping, sesekali ketika mengemudikan kendaraan, dan ketika mencari alamat undangan yg gak valid.
13. Di awal pernikahan hanya ada dua masa yg terasa penting dan jadi perhatian yaitu masa lalu dan masa depan. Setelah banyak anak, masa yg lebih penting adalah masa subur.
14. Siapkan mental yg kuat dan jiwa yg strong di dua kesempatan, yaitu saat tanggal tua dan saat istri datang bulan. Jika istri datang bulannya pas di tanggal tua, ya wassalam.. siap-siap kelar hidup lo.
15. Dan terakhir, yg lebih utama dari semua poin di atas adalah seorang suami dan ayah kekinian harus mampu menerjemahkan begitu banyak penafsiran dari kata "terserah"
Tengkyu dan semoga mencerahkan. Silahkan ditambahkan kalo berkenan. Gak disarankan untuk yg baperan. Hehe..
Sumber: Arham Rasyid