-->
Iklan

Sabtu, 30 Januari 2016

WASPADALAH !! 15 Tips Kesehatan Media Online Tapi HOAX

Bagi anda yang sering mendapatkan informasi kesehatan online, kroscek terlebih dahulu kebenaranya, karna cukup banyak informasi kesehatan yang di dapat di online banyak beredar informasi HOAX artinya informasi tersebut tidak benar.





Berikut 15 info kesehatan HOAX yang beredar di Online di antaranya:



[1] Makan Mi Instan dan Cokelat Bersamaan Bikin Keracunan


Keracunan akibat makanan memang bisa terjadi. Tapi benarkah makan mi instan dan cokelat bersamaan bisa memicu keracunan? Apalagi sampai lima panca indranya mengeluarkan darah. Konon mi mengandung arsenic pentoxide dan reaksi kimia dari cokelat menyebabkan berubah jadi arsenik trioxide.



Mi instan yang dijual di pasaran tidak ada yang ditemukan mengandung racun arsenik. "Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, disimpulkan bahwa produk mi instan yang terdaftar dan beredar di Indonesia memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku, serta dinyatakan aman untuk dikonsumsi," tegas Dra Kustantinah, Apt, M.App.Sc yang saat itu Kepala BPOM RI.



[2]. Minum Air Dingin Usai Makan Picu Kanker



Disebutkan dalam pesan yang beredar, minum air dingin usai makan bisa memicu kanker. Karena air dingin bisa memadatkan minyak dalam makanan sehingga lama-kelamaan akan melapisi usus dan menyebabkan kanker.



Tidak ada bukti yang mendukung pesan tersebut. Apalagi menurut BBC Science and Nature, panas alami di perut akan membuat semua makanan yang masuk memiliki temperatur yang sama. Meskipun seseorang minum es, dinginnya es tidak akan bertahan lama di lambung.



[3]. Virus HIV Dimasukkan ke Pembalut



Kabar penularan HIV melalui aneka media sangat sering menyebar. Salah satunya penularan melalui pembalut yang telah dipapar virus HIV sebelumnya.



Padahal jelas, virus HIV butuh inang karena tidak akan bisa hidup lama di luar tubuh atau inang. Sementara pembalut tidak bisa menjadi inang bagi virus HIV



[4]. Sesuap Lele Mengandung 3.000 Sel Kanker



Di jejaring sosial, banyak beredar informasi yang menyebut lele sebagai ikan paling jorok. Dalam sesuap daging ikan lele, terkandung 3.000 sel kanker.



Fakta ikan lele rendah kolesterol. Ikan lele yang beredar di pasaran umumnya dibudidayakan di kolam-kolam, yang mestinya bisa dikendalikan agar bebas dari pencemaran. "Saat ini belum ada penelitian yang menyatakan jika memakan lele dapat memicu kanker," tegas dr Dradjat R Suardi, SpB(K)Onk, ahli kanker dari Perhimpunan Onkologi Indonesia.



[5]. Makan Sayap dan Ceker Ayam Bisa Picu Kanker



Konon salah satu pemicu munculnya kanker payudara dan kanker seviks adalah karena konsumsi ceker dan sayap ayam. Sebab sayap ayam merupakan bagian paling sering disuntik, sedangkan ceker ayam tempat menimbun 'end product' antibiotik dan turunan 'second hormonal'.



"Belum ada buktinya, itu kan baru asumsi. Umur ayam itu kan pendek sampai dia dipotong, kalau dipotong obat hormonnya itu masih ada atau belum habis lalu dimakan menyebabkan kanker, sampai sekarang belum ada buktinya," kata dr Ramadhan, SpBOnk.



[6]. Makan Bayam dan Tahu Bersamaan Bisa Picu Kista



Beredar informasi yang mengatakan bahwa mengonsumsi keduanya secara bersamaan bisa memicu kista pada organ reproduksi perempuan. Kabar ini ditampik ahli kandungan. "Bayam dan tahu? Enggak ah, setahu saya nggak ada hubungannya tuh (dengan kista)," kata dr Damar Prasmusinto, SpOG.



Umumnya ada 2 penyebab kista yang sering dijumpai dan keduanya jarang berhubungan dengan makanan. Pertama adalah bawaan lahir, sedangkan yang kedua adalah endometriosis atau pertumbuhan yang tidak normal di lapisan endometrium.



[7]. Cek Kesehatan Ginjal dengan Jengkol



Pesan terkait cara mengecek kesehatan ginjal menyebar. Cara yang dianjurkan dalam pesan itu adalah dengan makan jengkol, setelah itu cium aroma kencingnya. Jika tidak bau berarti ginjal bermasalah.



Cara ini tidak dianjurkan. Karena terlalu banyak makan jengkol tidak baik lantaran makanan ini mengandung asam jengkolat atau jengkolic acid. Di ginjal, asam ini bisa mengkristal dan membentuk batu ginjal.



[8]. Lemon Lebih Hebat dari Kemoterapi



Kabarnya air yang berisi irisan lemon memiliki manfat luar biasa dalam membunuh sel kanker. Konon manfaat air air berisi irisan lemon itu bahkan lebih hebat dari kemoterapi.



dr. Andhika Rahman SpPD mengatakan lemon memiliki kandungan vitamin E, vitamin C serta antioksidan memang dipercaya sebagai antikanker. Namun kandungan itu juga dimiliki beberapa buah-buahan lainnya. "Tetapi tidak harus lemon, buah atau sayuran lainya juga bisa," terangnya.

[9]. Udang + Vitamin C = Meninggal



Kabar konsumsi udang berbarengan dengan vitamin C bisa berujung kematian pernah menyebar. Padahal meski ada indikasi kontaminasi logam berat dan zat kimia pada produk perikanan, seperti pada udang, tidak akan langsung sebabkan keracunan.



Proses kimiawi udang dengan vitamin C tidak memiliki dasar yang jelas. Sementara itu, konsumsi vitamin C yang dianjurkan setiap harinya adalah sekitar 100 mg/hari. Jika berlebihan maka dampaknya malah bisa menyebabkan batu pada ginjal.



[10]. Peringatan Kode Warna di Kemasan Pasta Gigi



Imbauan untuk berhati-hati memilih pasta gigi sering beredar di jejaring sosial. Disebutkan, Green : Natural. Blue : Natural + Medicine. Red : Natural + Chemical composition. Black : Pure Chemical. Bahkan ada yang secara gamblang menyebut kode hijau adalah yang terbaik.



Namun sebenarnya kandungan dalam pasta gigi, terutama bahan aktif, seharusnya sudah tercantum dalam kemasan. Fluoride dan berbagai jenis bahan aktif lain sering ditambahkan sesuai kebutuhan pasien. Contohnya HAP (hydroxyapatite) mineral dan potassium citrate untuk gigi sensitif, serta zinc citrate untuk kesehatan gusi.



[11]. Bumbu Mi Instan yang Dimasak Picu Kanker



Broadcast message menyebut mi instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan bumbunya. Sebab monosodium glutamat (MSG) berpotensi jadi karsinogen pencetus kanker jika dimasak dengan suhu di atas 120 derajat Celcius.



Ini merupakan kabar yang tidak jelas asalnya. Selama konsumsinya masih dalam batas aman, MSG tidak membahayakan. Nutrisionis Rita Ramayulis, DCN, MKes menyebut penggunaan MSG atau bumbu penyedap yang disarankan maksimal seperempat sendok teh dalam setiap penggunaannya.



[12]. Lintah Masuk ke Perut Melalui Kangkung



Pesan berisi imbauan agar berhati-hati saat memasak kangkung karena bisa jadi lintah yang bersembunyi di batang kangkung ikut termakan dan bersemayam di dalam usus sering beredar. Benarkah?



"Kalau lintah sepertinya nggak bisa ya. Kena asam lambung pasti mati. Parasit di tubuh manusia memang ada. Umumnya telur cacing yang masuk ke tubuh, bermanifestasi di usus halus," terang Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)



[13]. Deteksi Kerupuk yang Digoreng dengan Campuran Plastik



Kabar makanan yang digoreng dengan campuran plastik kerap terdengar. Di jejaring sosial pun beredar cara membedakan kerupuk yang digoreng dengan plastik dan yang tidak dengan cara dibakar.



Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Olahan BPOM, Ratmono, membantah informasi yang mengatakan bahwa kerupuk yang menyala saat dibakar pasti digoreng mengunakan plastik. Menurutnya, semua kerupuk kalau dibakar pasti akan menyala dan berubah menjadi hitam.



[14]. Tusuk Jari dengan Jarum untuk Bantu Pasien Stroke



Pesan berantai menyebut menusukkan jarum pada jari-jari pasien stroke dan kemudian mengeluarkan darahnya satu-dua tetes bisa membantu. Penusukan juga bisa dilakukan di area bawah daun telinga. Konon ini bisa melancarkan dan membantu oksigen masuk ke tubuh pasien.



Penusukan jarum nyatanya hanyalah untuk membuat pasien tetap sadar dan bukan pertolongan pertama pada pasien stroke.



[15] Tanaman Hias Beracun Sangat Mematikan



Dieffenbachia amoena atau sri rejeki merupakan tanaman hias yang dikabarkan sangat beracun dan mematikan. Sehingga tanaman ini harus dijauhkan dari jangkauan anak.



Nyatanya sri rejeki memiliki racun pada getahnya. Namun efek racun getah pada sri rejeki termasuk dalam tingkatan ringan. "Getahnya kalau kena orang bisa bikin gatel tapi ada juga yang enggak," kata Dr Susiani Purbaningsih, DEA, dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI).


Info lebih lanjut email: info@pedulinutrisi.com


Sumber: peduli nutrisi

Ref : https://www.facebook.com/media/set/?set=a.1189994254348143.1073741830.256136974400547

Previous
Next Post »