Wisata Klaten makin dikembangkan warga. Hamparan hijau selada air belakangan menjadi magnet untuk selfie. Pemerintah Desa Wunut akan lebih mengembangkan kebun selada air menjadi objek wisata.
Desa Wunut merupakan satu diantara 18 desa di Kecamatan Tulung. Desa tersebut berbatasan dengan desa-desa di Kecamatan Polanharjo seperti Desa Sidowayah dan Janti serta Kabupaten Boyolali.
Salah satu lokasi yang ramai dikunjungi warga ketika akhir pekan di desa tersebut yakni lahan selada air yang berada di tepi jalan alternatif menuju wilayah Kabupaten Boyolali serta lokasi wisata kuliner di Desa Janti.
Hamparan selada air berwarna hijau dengan bebatuan yang ditata rapi menjadi jalur aliran air kerap menarik perhatian warga untuk sekadar mampir menikmati keindahan di lokasi tersebut.
Suasana sejuk terasa ketika di lahan yang berada diantara Umbul Pelem di Desa Wunut serta Umbul Manten di Desa Sidowayah, Polanharjo membuat pengunjung betah berada di kawasan itu. Seperti yang dirasakan Dian dan Vita, dua pelajar asal SMAN 1 Polanharjo saat ditemui Solopos.com pekan lalu.
Bebatuan
Berjalan di antara bebatuan yang sudah ditata, mereka sesekali berhenti untuk sekadar selfie dengan latar belakang hamparan lahan selada air. “Tempatnya seru. Asyik bisa lewat bebatuan dengan aliran air. Sudah sering datang ke sini,” kata Dian.
Salah satu petani selada air di tempat itu, Jayadi, 48, mengatakan sudah puluhan tahun bertani selada air atau yang kerap disebut dengan sayuran cenil di kawasan merupakan lahan milik pemerintah desa setempat.
Melimpahnya air di kawasan itu mendukung budi daya selada air. “Selama ini ya tinggal mengecek saja kondisi tanaman. Kadang juga diberikan pupuk. Kalau penggunaan lahan, selama ini dengan sistem sewa ke desa,” jelas dia.
Jayadi tak menampik kawasan Umbul Pelem serta lahan selada air kerap menjadi jujugan warga. “Memang potensial untuk wisata. Rencana dari pemerintah desa mau dibikin sebagai kawasan wisata,” katanya.
Kepala Desa Wunut, Iwan Sulistya Setiawan, mengatakan pemerintah desa setempat berencana menggarap tempat itu menjadi lokasi wisata.
“Secara garis besar kami akan membuat pemandian dan menambah gazebo di Umbul Pelem. Untuk tanaman selada air, jelas kami pertahankan dan itu akan menjadi ikon wisata yang bakal kami garap,” urai dia.
Rencana tersebut bakal digulirkan mulai 2016. Guna merealisasikan penggarapan Umbul Pelem serta lahan selada air menjadi objek wisata, dibutuhkan dana sekitar Rp500 juta.
“Kalau rencana butuh dana sekitar Rp500 juta. Tetapi, kami rapatkan dulu dengan BPD. Kalau dari dana desa sekitar Rp200-300 juta,” ungkapnya.// Solo Pos//